Bermain, Makan dan Menikmati Kesenian Bersama di Balai Adat
05 Januari 2017Kabupaten Malinau
Ratusan warga Dayak Kenya yang ada di Desa Long Loreh Kecamatan Malinau Selatan punya cara tersendiri untuk merayakan tahun baru dengan mengadakan acara kumpul bersama di Balai Adat dengan makan bersama dan saling membaur.
Indonesia memang kaya akan suku dan adat istiadat. Hampir di setiap daerah mempunyai cirikhas masing-masing. Salah satunya Suku Dayak Asli Kalimantan khususnya Dayak Kenya di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara (Kaltara) yang sudah mempertahankan budayanya dengan setiap pergantian tahun baru diisi dengan kegembiraan bersama-sama yang menggambarkan tidak ada batasan satu sama lain untuk menyambut tahun yang baru dengan jiwa dan suka cita bersama yang dipersatukan dalam kegiatan makan bersama.
Hal ini dikatakan Yusuf Lawai, Ketua Lembaga Perwakilan Masyarakat yang menggambarkan pergantian tahun dengan bersyukur atas capaian tahun sebelumnya, baik dari keberhasilan bertani, berdagang maupun bekerja di perusahaan haruslah selalu disyukuri terlebih dengan saling berbagi bersama-sama.
“Kita menjadikan tahun 2017 ini untuk selalu bersyukur, agar nantinya dalam tahun yang baru kita bisa menimmati apa yang telah kita capai meski masih sedikit atau banyak namun kita bisa berbagai bersama masyarakat,” ujarnya.
Sebenarnya, salah satu acara adat makan bersama setiap tahun baru ini diadakan karena tradisi sebelumnya dengan datang kesetiap rumah warga dinilai kurang efektif, sehingga tahun demi tahun semakin berkurang peminatnya dan tercetuslah kegiatan yang dipusatkan di Balai Adat untuk mengumpulkanmasyarakat dalam makan bersama yang jamuanya saling bergantian dari setiap RT yang ada.
Semakin tahun dengan berpindahnya generasi juga membedakan beberapa kegiatan tersebut, dengan menambah permainan dalam acara adat sehingga bukan hanya makan bersama yang bisa dinikmati namun mempertontonkan keanekaragaman kesenian dan yang paling terkenal dari suku Dayak adalah tarian-tarianya dan sudah mendunia. selain itu juga alunan musiknya yang khas dari suara alat musik sampe yang menyerupai Gitar.
Acara makan bersama di setiap tahun baru yang diadakan selama 5 hari dari tanggal 1-5 Januari ini juga selalu didahului dengan acara makan lemak binatang buruan yang dipanggang dan disuapkan kepada para tetuah baik Ketua Adat, Kades, Ketua RT atau yang dituakan sebagai dimulainya acara makan bersama dengan sajian khas dari masing-masing keluarga yang digabungkan dalam beberapa RT yang menerima giliranya dan akan terus dilakukan secara bergantian.
Jika pandangan masyarakat awam pada umumnya bahwa warga Suku Dayak yang dinilai sebagian masyarakat yang hidupnya di hutan sehingga dianggap sangat primitif, namun dengan apa yang sudah ada sejak dahulu membuat Suku Dayak, khususnya Dayak Kenya yang ada di Long Loreh ini sudah 44 tahun mendiami Desa tersebut dengan keramah tamahan dan senyum sapanya yang menggambarkan keceriaan, menepis semua anggapan tersebut.
Memang dari tahun ke tahun tidak terus sama seperti pendahulunya, dengan banyaknya pendatang serta pembukaan tambang batu bara yang ada di antara mereka, membuka lapangan kerja dan membawa modernisasi dalam kehidupan secara berdampingan. Saat ini di kawasan Desa Long Loreh para pemudanya kebanyakan sebagai karyawan tambang yang bisa dibilang salah satu peningkatan perekonomian namun sebagaian juga mengira justru kehilangan kekhasan nenek moyangnya untuk penerus berladang.
Akan tetapi semua pasti sudah ada yang mengatur seperti ungkapan orang tua dahulu, ‘Jaman sekarang sudah mulai berbeda dengan kondisinya’ dan sebagai salah satu contoh kecil Desa Long Loreh saat ini bisa digambarkan dengan hidup berdampingan meski berbeda-beda agama namun sudah mampu beradaptasi dan saling menghormati satu-sama lain. Sehingga mampu menjadikan warga masyarakatnya bersatu. (udn)
sumber : kaltara.prokal.co
EKO WIJIYANTO/RADAR TARAKAN