Setiap keluarga Wajib Sukseskan 1.000 HPK
28 Juli 2016Kabupaten Malinau
MALINAU-Wakil ketua I Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPP PERSAGI) bidang Pengembangan Organisasi dan Humas, Ir Kresnawan menegaskan, seribu hari pertama kehidupan atau HPK adalah periode kehidupan manusia sejak awal (janin), lahir, bayi sampai anak berumur 2 tahun. Secara filosofi yakni kesempatan untuk memperoleh generasi penerus yang lebih baik.
“Seribu HPK bukan untuk “kita” seperti petugas kesehatan, aparat pemerintah, lintas sektor, LSM). Tetapi kita diharapkan berperan untuk mensukseskannya di setiap keluarga,” ungkap Ir Kresnawan dalam Sosialisasi dan Advokasi 1000 HPK Kabupaten Malinau yang digelar Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (27/7) di ruang Laga Feratu kantor Bupati Malinau, Jalan Pusat Pemerintahan, Tanjung Belimbing.
Ditegaskan Ir Kresnawan, 1000 HPK merupakan komitmen dunia akan pentingnya memperhatikan kesehatan dan memenuhi kebutuhan gizi selama periode tersebut. Karena dampak kesehatan dan gizi pada periode ini sangat serius dan bersifat jangka panjang (menetap) dari segi positif yakni anak sehat, cerdas, tumbuh dan kembang optimal sehingga SDM berkualitas. Dari sisi negarif yakni berat bayi lahir rendah (BBLR), stunting, IQ rendah, tumbuh kembang dan jadi bermasalah sehingga menjadi beban sosial.
Studi terhadap 100.000 perawat di Amerika menyebutkan mereka yang lahir dengan berat badan lebih rendah mempunyai risiko penyakit jantung lebih tinggi, tanpa terkait dengan pola hidupnya dan kondisi kehidupannya.
“Efek gizi kurang pada masa dalam kandungan dapat memanjang ke 3 generasi, seperti diindikasikan oleh hubungan antara ukuran TB nenek dan berat badan lahir bayi yang dilahirkan (studi kohor),” ungkapnya.
Dijelaskan, hubungan antara terjadinya gangguan pertumbuhan janin (dilihat dari berat badan lahir) dengan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi dan diabetes type 2 semakin meyakinkan.
Hubungan tidak hanya terjadi pada berat badan lahir kurang 2500 gram. Bukti menunjukkan bahwa risiko tersebut juga terjadi pada bayi yang mempunyai berat badan lahir lebih besar 2500 gram.
Sementara wanita yang overweight dapat melahirkan bayi makrosomik (sangat besar) yang seringkali tidak bisa memproduksi insulin dengan baik, sehingga berisiko mengalami obesitas dan diabetes type 2.
“Kemudian anak-anak yang lahir dari ibu obesitas atau diabetes mempunyai risiko lebih tinggi menderita diabetes dan komplikasi cardiometabolic lainnya,” ujarnya.
Pihaknya juga sangat prihatin dengan hasil Penelitian yang dilakukan oleh OECD PISA (the Organisation for Economic Co-operation and Development-Programme for International Student Assessment) tahun 2012 tentang kompetensi pelajar usia 15 tahun di 65 negara, termasuk Indonesia dalam bidang membaca, matematika, dan science menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan.
Kompetensi pelajar Indonesia dalam ketiga bidang tersebut berada jauh di bawah negara-negara OECD yang keanggotaannya diikuti juga oleh beberapa negaraAsia Tenggara yaituSingapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Posisi Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.
“Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara tersebut,” sebutnya.
Oleh karena itu, sambung Kresnawan, Selama masih ada masalah gizi,1000 HPK diperlukan prioritas sasarankarena ada keterbatasan sumberdaya, fokus efisiensi pemanfaatan sumber daya. Karena dampak dirasakan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk mencapai sukses 1000 HPK, ibu hamil harus sehat dengan status gizi baik dimulai sejak remaja, konseling pra nikah, pemeriksaan kehamilan (ANC), pemberian makanan tambahan bila perlu.
Kemudian bayi baru lahir diberi kesempatan mudah menyusu berikutnya, imunisasi alamiah. Bayi 0-6 bulan diberi ASI secara eksklusif untuk memenuhi kecukupan gizi, daya tahan tubuh optimal.
“Sedangkan pada bayi dan anak 6-24 bulan, pemberian ASI dilanjutkan dan diberikan MP-ASI berkualitas untuk memenuhi kecukupan gizi,” sebutnya.
Ditegaskan Ir Kresnawan petugas Kesehatan, Aparat Pemda, Lintas Sektor, LSM) hendaknya berbuat sesuatu untuk mendukung sukses 1000 hpk.
“Tidak penting jumlah yang penting kiprah. Caranya, jangan ragu mendukung kebijakan pemerintah, ikuti perkembangan Iptek di bidang gizi dan lakukan tindakan nyata, minimal dari diri sendiri,” tegasnya. (ida/fly)
WIDAYAT/RADAR TARAKAN
sumber : kaltara.prokal.co
»
hardiknas di malinau, pemkab berikan penghargaan kepada guru berprestasi dan pns berdedikasi
02 Mei 2025
»
bupati malinau hadiri audensi bersama bnpp ri, dorong percepatan pembangunan infrastruktur di perbatasan
02 Mei 2025
»
tingkatkan produktivitas pertanian demi swasembada pangan, pemkab malinau bangun satgas pesat
01 Mei 2025
»
bupati terima penghargaan menpanrb, raih peringkat 4 instansi dengan indeks rb tertinggi nasional
30 April 2025
»
lptq kabupaten malinau bergerak cepat persiapkan mtq ke- xxi
30 April 2025
»
sekda sambut kepulangan tim persemal
29 April 2025