BERITA

Malinau- Upacara pemakaman Almarhum Drs. Yusuf Rapa Msi yang digelar Selasa (4/10) kemarin, berlangsung hikmat. Acara diawali dengan doa dan kesaksian anggota keluarga, kerabat dan Ikatan Keluarga Adat Toraja (IKAT) Kabupaten Malinau di rumah duka kompleks perumahan Pemda II, Jl. Tanjung Belimbing Desa Malinau Hulu pada pukul 10 pagi.

Bupati Yansen TP, atas nama Pemkab Malinau menyampaikan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Drs. Yusuf Rapa MSi, Kepala Dinas Sosial an Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Malinau.

“Setiap orang pada saatnya akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa seperti yang dialami oleh saudara kita, Drs Yusuf Rapa MSi telah menjalankan kehidupannya yang Tuhan telah sediakan kepada kita dan kita akan melepaskan jenazahnya di tempat perisitirahatannya yang terakhir,” tegas Bupati Malinau dihadapan para pelayat yang hadir.

Salah seorang Putri Almarhum Yusuf Rapa dan Yulita Lenik, yakni Christine Rapa juga sempat bercerita dalam kesaksiannya sebelum pelepasan jenazah sang ayah. Almarhum Yusuf Rapa juga sempat pamit dengan semua saudaranya termasuk keponakannya. Tidak ada pesan apapun di hari terakhir bersama dengan keluarga, termasuk dengan Christine.

Sebelum berangkat ke Semolon mengikuti kegiatan peresmian pembangkit listrik PLTMH Jumat (30/09) pekan kemarin, ia berpesan agar menjaga rumah baik-baik. Menurut Christine dirinya sangat bangga dengan alumninya sebagai APDN Samarinda. Karena dengan almamater ini, mantan Camat dibeberapa wilayah kecamatan ini membangun kariernya. Beberapa kali harus pindah kota, mendampinginya menunaikan tugas membangun daerah yang dipercayakan untuk dia kelola. Dia birokrat sejati, dalam kondisi sakit juga tetap disiplin waktu dan kerjaan. Dia juga seorang visioner, beberapa visinya sudah terjadi dan tercapai.

“Aku mau semua kebanggan yang dirasakan selama hidupnya, dia nikmati dan rasakan juga pada saat ini. Itulah papaku, kebanggaanku, teladanku, cintaku,” demikian ungkapan Christine dengan penuh haru dan tangis.

Merasa kehilangan Drs Yusuf Rapa MSi yang pergi untuk selamanya, juga dirasakan para alumni APDN. “Lebih supel, lebih senang bercanda dan hal-hal yang disampaikan tidak dengan emosional. Tetapi mungkin karena kedewasaannya akhirnya kami merasa seperti berteman dan seperti antara adik dan kakak, beliau orangnya tidak pernah membeda-bedakan,” ungkap M. Fiteriady Kabag Pengelolaan Data Elektronik (PDE) Setkab. Malinau.

Biasanya para alumni memberikan penghormatan kepada APDN Senior, “Tapi beliau sering mengatakan, ya sudahlah itu hal di lapangan, yang penting saya dan kamu sama-sama bekerja untuk membangun Kabupaten Malinau atau terlebih di mana tempat kita bertugas,” lanjut Kabag PDE bercerita.

Banyak hal yang diambil hikmahnya dan hal positif sebagai pelajaran. Terutama dalam hal penataan administrasi, karena almarhum pada tahun 2008 pernah memperoleh predikat terbaik administrasi pengelolaan keuangan. Dan memang untuk APDN terkenal dengan tata tertib administrasi dan beberapa alumni lainnya. Namun cara almarhum juga mendekati bagaimana cara mendekati bawahan, mengayomi bawahan dan itu menjadi pembelajaran “Melainkan lebih untuk mengingatkan, dan berupa teguran, tapi orangnya merupakan sosok mengayomi, lugas, tegas dan apa adanya,” pungkasnya. (Ida Radar Tarakan)

sumber : humas.malinau.go.id